Kamis, 17 November 2022

Peran Indonesia dalam Mewujudkan Pemulihan Ekonomi dan Kesehatan Dunia Melalui Presidensi G20


Jika kita flashback ke belakang tepatnya di awal tahun 2020, dunia dihebohkan dengan munculnya virus baru yakni virus corona (SARS-CoV-2), penyakit ini disebut dengan Corona Virus Disease (COVID-19). Diketahui bahwa asal muasal virus ini berasal dari Wuhan, Tiongkok yang ditemukan di akhir Desember 2019. Organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa Corona Virus Disease 2019 (covid-19) sebagai pandemic. Pemerintah Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) telah menyatakan COVID-19 sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang wajib dilakukan upaya penanggulangan.

Pemerintah di berbagai negara mengambil berbagai tindakan dan kebijakan untuk memutus mata rantai penyebaran virus tersebut. Diawali dengan upaya sosialisasi, mewajibkan penggunaan masker sampai menerapkan social distancing.[1] Pandemi COVID-10 ini secara fisik dan psikis telah mengganggu hampir seluruh manusia di muka bumi ini. Sebagian dari mereka harus terpaksa melakukan social distancing selama berbulan-bulan. Akibatnya adalah perekonomian dunia terdampak luar biasa, ancaman resesi bahkan juga sampai depresi sudah menghantui perekonomian di hampir seluruh negara di dunia. Bahkan negara-negara dengan ekonomi besar seperti Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Korea Selatan, Jepang, Singapura dan Selandia Baru turut merasakannya. Tak terkecuali Indonesia, dalam dua kuartal secara berturut-turut pertumbuhan ekonomi nasional mengalami kontraksi hingga -5,32%.[2]

Saat ini, dua tahun berselang pemerintah mulai melonggarkan pembatasan terkait pencegahan pandemi Covid-19 dengan memperbolehkan masyarakat untuk tidak menggunakan masker di ruang terbuka. Ini merupakan langkah awal untuk memulai peralihan dari pandemi ke endemi sesuai dengan kebijakan yang telah dicanangkan Presiden Joko Widodo sebelumnya. Salah satu hal terpenting untuk sampai pada tahap ini adalah pemahaman masyarakat tentang perilaku hidup sehat yang menjadi tanggung jawab masing-masing individu.[3]

Dampak pandemi Covid-19 yang cukup besar memicu semangat Indonesia dalam berjuang menjawab segala tantangan, terutama di bidang ekonomi. Salah satu upaya nyata yang dilakukan Indonesia dalam pemulihan ekonomi nasional adalah melalui Forum Internasional G20. Indonesia resmi menjadi tuan rumah Presidensi G20 (Kelompok Dua Puluh) sejak diserahkan oleh Italia pada 31 Oktober 2021 di kota Roma, Italia. Untuk pertama kalinya Indonesia menjadi bagian dari Troika G20 dengan Italia dan Arab Saudi sejak dibentuk pada tahun 1999. Forum G20 merupakan forum kerjasama multilateral yang beranggotakan 19 negara besar dan Uni Eropa (UE) yang memiliki penghasilan kelas menengah hingga tinggi dan dari negara berkembang hingga negara maju. G20 bertujuan untuk mencapai pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif. Ini merupakan cerita penting bagi Indonesia mengingat Indonesia merupakan satu-satunya negara ASEAN yang tergabung dalam forum G20 dan menempati urutan ke-10 dalam daftar Purchasing Power Parity di antara anggota G20.[4]

Indonesia resmi terpilih menjadi Presidensi Kelompok Dua Puluh (G20) pada tahun 2022 dengan tema yakni “Pulih Bersama, Bangkit Lebih Kuat (Recover Together, Recover Stronger)” mengajak negara-negara di dunia untuk bersama-sama mencapai pemulihan yang kuat. Pada kesempatan kali ini Indonesia akan mengangkat beberapa topik utama yaitu Global Health System, Economic and Digital Transformation dan Energy Transition. Dalam upaya transformasi ekonomi dan digital, Pemerintah Indonesia telah menyusun peta jalan dan mendorong infrastruktur digitalisasi, sehingga perlu menggunakan sistem komunikasi satelit orbit rendah untuk mencapai layanan komunikasi ke daerah-daerah terpencil dan lebih mudah diakses sehingga ada tidak ada kesenjangan digital. Kemudian, inklusi keuangan melalui fintech dan digitalisasi, dengan pembuatan regulatory sandbox yang ditujukan untuk melindungi transaksi keuangan publik. Dalam transisi energi akan dilakukan prototype atau pilot termasuk dukungan finansial untuk diuji dan dievaluasi sebelum KTT G20 dan kebijakan Indonesia untuk meningkatkan nilai tambah komoditas, seperti minyak sawit berkelanjutan, yang akan didorong menjadi komoditas utama produk ekspor Indonesia.[5]

 

#recovertogether #recoverstronger #g20

https://walisongo.ac.id/



[1] Achmad Syauqi,S.H.I., JALAN PANJANG COVID19 (sebuah refleksi dikala wabah merajalela berdampak pada perekonomian), JKUBS Vol.1 No.1 (2020) 1-19

[2] Dedi Junaedi dan Faisal Slistia, Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Negara-Negara Terdampak, Simposium Nasional Keuangan Negara 2020, hlm. 995-1115

[4] https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/14784/Presidensi-G-20-Pulihkan-Perekonomian-Indonesia.html

[5] https://komahi.uai.ac.id/peran-indonesia-dalam-forum-g20%EF%BF%BC/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Peran Indonesia dalam Mewujudkan Pemulihan Ekonomi dan Kesehatan Dunia Melalui Presidensi G20

Jika kita flashback ke belakang tepatnya di awal tahun 2020, dunia dihebohkan dengan munculnya virus baru yakni virus corona (SARS-CoV-2), ...